Monday, September 17, 2007

gerakan menuju satu juta mahasiswa melalui JENI

dear all, kita punya 2 juta lulusan slta setiap thun , tapi hanya 500 ribuan yg bisa meneruskan ke pendidikan dan pelatihan yang lebih tinggi, masalah terjadi karena tempat kurang, jurusan tidak relevan, lapangan kerja kurang, kemmpuan membiayai pendidikan terbaras, dana dari pemerintah kurang dll. kita tidak boleh menyerah dengan kondisi ini, sharing salah satu usaha, mengembangan pendidikan jarak jauh salah satu solusi nya...kontrol kwalitas perlu di fikirkan...tetapi merubah dan mendorong 1 juta lulusan slta masuk dalam sistem pendidikan tinggi adalah satu tantangan.. bagi anda2 yg sdah lulus dan mengenyam pendidkan tinggi dan mendpatkan peluang kerja lebih baik...tolong sarankan apa yg perlu kita lakukan bersama....... kita ingin punya anak2 yg siap bersaing global dan kompetensi internasional.... JENI salah satu alat utk pembelajaran di masa ini dan yad...dan hanya salah kompetensi yg di rancang utk kebutuhan induistri serta pemakai saat ini....bgmn kita bisa mencapai 1 juta mhs baru yg masuk dlm sistem setiap tahun...baik sbg programmer, pariwisata, maupun bidang2 baru yg punya prospek baik di masa yad...
Posted at 01:39PM Sep 14, 2007 by gatot hari priowirjanto in Java Comments[25]

http://jeni.jardiknas.org/roller/gatothp2000/entry/20070914

embasjori wrote :

Program yg sedang berjalan saat ini seperti D3-TKJ MJC (Malang Joint CAmpus) yg didukung oleh 4 provider; UM, UMM, Polinema, VEDC serta Pemkot Malang, SMKN 9 MLG, SMPN 22 MLG, model seperti ini bisa diterapkan di kota2 lain.

Usul saya :

Kesempatan menjadi Mahasiswa :
1. Diperbolehkan dari luar kota, krn tidak semua kota memiliki fasilitas pendidikan yg memadai. diharapkan mereka setelah pintar mau mengembangkan ilmunya di daerah asal.
2. Sebaiknya tetap dipertahankan model ikatan magang. Setiap mahasiswa harus berangkat dari instansi (bukan pribadi), kalau pribadi harus mandiri.
3. Sebaiknya seperti angkatan I MJC, tidak membatasi usia. Orang belajar tidak mengenal usia, kalau mau maju motto saya ini pas "Belajar tiada kata akhir". Jelas pengalaman mereka "lebih" dibanding yuniornya, di sinilah terjadi sharing terselubung bagi-2 ilmu, sehingga meringankan tugas dosen, mempercepat pengembangan sistem.
4. Program ini perlu di publish habis2an ke sekolah2, karena banyak sekolah2 yg masih belum tahu, siapa tahu di situ ada bibit unggul yg masih terpendam.kalau mereka yg sudah tahu Program ini, kurang mendapat respon di sekolah2 NEGERI, maklum mereka kebanyakan sudah S-1 kalau harus kuliah lagi D-3 (katanya capek dehhh, kok turun ke D-3).untuk itu perlu sosialisasi yg beruntun, walau D-3 tapi ilmunya kan baru.
5. Sudah saatnya mulai dicoba "Pemaksaan" transfer data (nominasi, undangan, nilai, pemberkasan dll.) secara ON LINE.bagi semua sekolah, ya bolehlah dicoba di beberapa kota. Sudah bukan rahasia lagi budaya bangsa kita "Bisa karena Terpaksa".
Saya jadi teringat peristiwa beberapa tahun lalu, ketika itu NILAI harus dikirim dalam bentuk CD atau FLASHDISK, padahal waktu itu eranya masih DISKET. Pemandangan sangat menggelikan, Banyak Kepala Sekolah Kelabakan Pusing memikirkan "Yok OPO carane masukkan data ke CD", bahkan mereka sampai 2 malam ndak tidur.Sisi positifnya akhirnya mereka bisa Mburning CD. "Oh alaa Nggletek ngono tah", kata mereka.(sedikit argumen saya tentang "Pemaksaan" teknologi)
Untuk saat ini ON LINE masih banyak masih asing, di sekolah banyak dana BOS, sekali lagi tidak ada salahnya kalau di "PAKSA" ON LINE dengan berbagai program.
Mengingat menurut ajaran teori di Ilmu Administrasi: bangsa kita cenderung Type nya X bukan Y; bisa maju kalau dipaksa.
Kalau kita2 ini kan gol Y; bisa maju tanpa dipaksa pihak lain.
mohon maaf, terima kasih atas dibacanya tulisan ini semoga bisa dicoba.

embasjori,

http://embasjori-vedc.blogspot.com

No comments: