Saturday, September 1, 2007

TUNTUTAN KOMPETENSI SARJANA KOMPUTER di Era INFORMASI saat ini

Kebutuhan SDM di bidang teknologi informasi menjadi semakin besar, seiring relokasi industri TI dari negara maju ke negara berkembang. Kenyataan itu seharusnya menjadi kabar baik bagi para Sarjana Komputer (S.Kom) di Indonesia, agar bisa mengisi kesempatan kerja di bidang TI tersebut. kebutuhan tenaga kerja profesional bidang TI terus tumbuh, seiring dengan produk dan layanan TI yang makin berkembang.

Industri TI, terus melangkah maju dengan perusahaan raksasa kelas dunia, seperti Microsoft dan IBM. Khusus di Indonesia industri TI dapat dikembangkan dan menyumbangkan devisa negara, paling tidak sekitar USD 8,2 miliar sampai tahun 2010. Target ini tidak berlebihan karena pasar dunia TI sudah mencapai USD 1 triliun. Kebutuhan SDM TI profesional semakin tinggi, sehingga memungkinkan banyak pekerjaan di bidang TI yang bisa dilakukan. Tenaga TI profesional tidak mudah diperoleh bahkan di Lembah Silikon (AS) sekalipun masih kekurangan SDM TI. Mereka mendapatkan SDM TI dengan mengimpor dari India dan Cina, atau melakukan relokasi pabriknya ke negara berkembang seperti Indonesia.

Disisi lain muncul sebuah fenomena, ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan.

Selain itu pula, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan Perguruan Tinggi ?. Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi tersebut. Kualifikasi seperti, memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruang Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja.

Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja, dalam hal kualifikasi lulusan Sarjana Komputer (S.Kom) yang mereka syaratkan. Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana tersebut dalam suatu pekerjaan. Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Selain itu pula kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan.

Namun demikian, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan. Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak masuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana komputer oleh para pencari tenaga kerja.

Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, maka perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja, dimaksudkan untuk bahan patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, maka kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.

Tuntutan kompetensi Sarjana Komputer (S.Kom) selain memiliki keterampilan dan keahlian di bidang TI, juga harus memiliki kemampuan yang biasa dihadapi oleh professional yang bergerak dibidang TI. Ada beberapa kemampuan menarik yang harus dimiliki adalah sbb :

1. Kemampuan menulis.
Untuk mampu menulis dengan baik, diperlukan persiapan dan latihan yang intensif. Mulai dari latihan penulisan ide ide cerita, penggunaan kosa kata yang tepat, alur cerita mengalir dengan terstruktur. Umumnya mahasiswa Indonesia mengalami kesulitan bila mereka diminta untuk menulis, terlebih lagi kalau penulisan harus di lakukan dalam bahasa Inggris. Mengandalkan semata pada kemampuan grammar dan vocabulary tidak cukup menghasilkan karya tulis yang baik.

2. Kemampuan mengutarakan ide dan berpikir kreatif.
Umumnya mahasiswa Indonesia mengalami hambatan dalam mengutarakan ide kreatif ke orang lain. Mahasiswa Indonesia umumnya tidak mendapat kesempatan untuk berlatih kreatifitas. Pola pembelajaran secara umum di sekolah kita menekankan pada aspek kepatuhan yang jauh sekali dari aspek kreatifitas. Umumnya mahasiswa Indonesia belajar untuk memenuhi kemauan dosennya. Beberapa keyword yang sering ditemui berupa: kisi-kisi, aturan, perintah, sanksi, harus, benar atau salah. Berbeda pendapat merupakan hal yang taboo. Sementara keyword untuk berpikir kreatif yang seyogianya ditanamkan berupa: pemilik ide, argumentasi, referensi, bukti, hasil survey, benar menurut siapa atau benar dari sudut pandang yang mana. Mengutarakan ide & berpikir kreatif juga perlu di dalam mendesain solusi TI. Rasanya jarang sekali kita temui adanya solusi TI yang sama untuk perusahaan yang sejenis apalagi berbeda. Hal ini disebabkan kondisi dan kebutuhan yang berbeda untuk setiap perusahaan. Setiap perusahaan perlu dianggap unik bila kita berbicara TI. Hal ini merupakan tantangan bagi professional TI untuk memikirkan solusi yang tepat untuk kondisi perusahaan yang tepat.

3. Kemampuan presentasi.
Setelah menulis dan berpikir kreatif, kemampuan presentasi merupakan kemampuan yang tersulit. Karena presenter harus berhadapan dengan orang banyak, yang mungkin diantaranya jauh lebih pintar dari anda. Tantangan lain adalah bagaimana membawa suasana presentasi ini menjadi presentasi yang menarik dan diminati orang. Kemampuan mendengar juga tidak kalah pentingnya dalam waktu presentasi. Seorang presenter harus mampu membaca gelagat dengan cepat, berbicara dengan bahasa yang tepat kepada orang tepat.

4. Kemampuan menggunakan komputer
Penggunaan komputer tidak hanya sebatas menggunakan aplikasi komputer saja. Tetapi kemampuan ini meliputi kemampuan menyusun ide disertai sisipan desain grafis, animasi dengan sedikit sentuhan multimedia dapat membantu membangkitkan minat dan emosi peserta. Sehingga peserta tidak mudah bosan dan terjebak dalam kejenuhan. Penggunaan desain grafis dan multimedia ini tidak berarti presenter harus memiliki nilai seni yang tinggi atau penguasaan komputer grafis yang canggih. Penguasaan powerpoint saja sudah dirasakan cukup untuk membawakan materi presentasi.

5. Kemampuan mengolah informasi.
Pengolahan informasi berarti bagaimana kita menyajikan informasi yang tepat dan terbaru kepada orang yang tepat. Referencing dan studi kasus merupakan pendukung penting dalam menyampaikan argumentasi anda. Seringkali semua ide kreatif anda menjadi tidak berguna karena tidak didukung oleh bukti dan referensi yang kuat. Presenter cerdik biasanya pintar memanfaatkan hasil survey/statistik dari perusahaan terkenal untuk mendukung argumentasinya.

6. Kemampuan membuat keputusan.
Kemampuan membuat keputusan tidak terlepas dari bagaimana kita menyederhanakan permasalahan dan menginspirasikan orang untuk berani mengambil resiko. Bila kita berbicara kelebihan TI, maka resiko itu tersembunyi di dalam setiap kelebihan yang ditawarkan. Semakin tinggi kelebihan yang dijanjikan maka semakin tinggi resiko yang dikandungnya.

7. Kemampuan bekerja dalam tim.
Didalam dunia nyata rasanya tidak pernah kita temui ada solusi TI yang efektif 100% atau tidak efektif sama sekali. Seringkali solusi canggih, tepat dan bermanfaat bagi kita belum tentu memberikan hasil yang sama bagi orang lain. Untuk ini diperlukan kemampuan untuk melihat dunia berbeda dari sudut pandang yang berbeda (Soft Skill). Pendekatan soft skill mengajarkan kita bahwa semua orang melihat kebenaran dari sudut pandangan yang berbeda. Kemampuan untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda ini penting memahami interaksi dan kepentingan manusia dalam lingkungan perusahaan. Kemampuan seperti ini dapat kita latih bila kita belajar bekerja dalam tim. Didalam tim seringkali kita melihat teman anda tidak sependapat dengan anda, walaupun anda merasa pendapat anda yang terbaik dan anda yang paling pintar. Pertanyaaan adalah bukan kita mencari siapa yang paling benar, tetapi bagaimana kita mengakomodasi kebenaran yang berbeda dari setiap orang dalam mencapai hasil yang optimal.

Tuntutan kompetensi diatas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh professional TI di dunia kerja. Semoga tuntutan kompetensi yang diusulkan diatas bermanfaat tidak hanya untuk lulusan TI saja tetapi juga professional dibidang lain.

http://www.edu-articles.com/?pilih=lihat&id=92

No comments: